Kamis, 08 Maret 2012

Cerita dari Washington DC dan Denver – Colorado USA

Pengantar
Sekitar October 2009, Plan USA mengundang Plan Indonesia untuk dapat mengirimkan artikel tentang proyek – proyek dalam bidang Kesehatan, Sanitasi Air bersih yang dianggap sukses memberikan kontribusi terhadap peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Kesempatan ini dimanfaatkan oleh saudara Muhammad Afrianto Kurniawan (WES fasilitator PU Dompu) untuk menuliskan artikel dari PU Dompu yang berjudul hygiene promotion in schools with using the local game. Setelah melalui serangkaian seleksi oleh American Public Health Association (APHA) di Amerika Serikat, maka pada bulan Juni 2010, artikel ini dinyatakan lolos untuk dipresentasikan pada pertemuan tahunan APHA 2010 yang dilaksanakan di Denver – Colorado. Karena saudara Afrianto telah resign dari Plan Indonesia pada akhir 2009, maka saya dipercayakan menggantikan dia sebagai presenter pada pertemuan tahunan tersebut.

Persiapan di Indonesia
Setelah menerima kepastian dari Plan USA bahwa artikel dari Plan Indonesia berhasil lolos, maka persiapanpun segera dilakukan. Beberapa hal yang perlu diselesaikan antara lain memfinalisasi presentasi dalam power point dan mengurus visa USA di kedutaan USA di Jakarta. Diskusi penyelesaian presentasi power point berlangsung dari Juli sampai dengan October 2010. Diskusi finalisasi presentasi power point ini dibantu oleh Jillian Scott dari Plan USA dan Ibu Wahdidi Hakim (CO), Yohan Prasetyo (HC NT Area) dan tentu saja teman – teman di PU Dompu yaitu Eka Hadiyanto (PUM) dan Muh Thamrin (SCTA). Dan tidak lupa juga tetap melibatkan saudara Afrianto sebagai pengirim dari artikel ini. Pada rentang waktu yang bersamaan, pengurusan visa di kedutaan USA di Jakarta juga telah dimulai. Pengurusan visa ini juga memakan waktu yang cukup lama karena saya harus menunggu sekitar 2 bulan untuk mendapatkan giliran wawancara di kedutaan. Proses pengurusan visa ini banyak mendapatkan masukan dari Pak Nono, Pak Se Tjie dan tentu saja Pak Tata. Dan akhirnya pada 20 October 2010 saya berhasil mendapatkan visa tersebut untuk jangka waktu 5 tahun.

Perjalanan ke USA
Pada 31 October 2010 pukul 1.30 am, saya berangkat ke USA dari Bandara Sukarno _ Hatta melalui Doha (Qatar) dan tiba di Dulles International Airport -Washington DC pada 31 October 2010 sekitar pukul 9.00 pm. Waktu di Jakarta lebih cepat 24 dari pada waktu di Washington DC. Peserta dari negara lain seperti Cameron, Kenya, Togo, Bangladesh, Pakistan, Cambodia, Vietnam, Elsalvador dan Honduras sudah lebih dulu tiba di DC. Semua peserta menginap di Hotel Beacon yang terletak di Rhode Island Avenue. Hotel ini hanya berjarak satu block dari kantor Plan International USA.

Persiapan di Plan International USA
Sebelum mengikuti APHA meeting di Denver – Colorado, semua peserta melakukan persiapan di Plan USA untuk penyempurnaan materi dan cara membawakan presentasi. Serta melakukan diskusi dengan beberapa department di Plan USA seperti Foundation and Coorporation Relation yang dibawakan oleh Rebecca Lake dan Humanitarian Assistance Unit yang dibawakan oleh Frank Manfredi. Beberapa peserta juga melakukan pertemuan dengan lembaga – lembaga donor yang sedang dan akan bekerja di negara – negara yang bersangkutan antara lain ABT Associates dan Development Alternatives Inc. Peserta bergantian melakukan praktek presentasi dan selanjutnya dikritisi untuk penyempurnaan baik dari segi content presentation maupun dari cara membawakan prsentasi. Dengan latihan seperti ini, kami betul – betul sangat siap untuk membawakan presentasi di APHA meeting. Akhirnya pada 7 Nopember 2010 di pagi hari, kami berangkat ke Colorado dengan pesawat South West Airways dari Bandara Baltimore, Maryland. Setelah menempuh penerbangan sekitar 4 jam karena transit sekitar 25 menit di Cichago, maka kami tiba di Denver – Colorado sekitar jam 2 sore dan kami menginap di Hotel Comport Inn.

APHA meeting di Denver - Colorado
Hari Minggu sekitar jam 3.30 pm kami menuju ke Colorado Convention Center untuk melakukan pendaftaran ulang dan sekaligus mengambil bahan – bahan kelengkapan konferensi seperti ID card, buku panduan, dll serta kami juga melakukan penataan stand pameran un tuk Plan USA. Bahan – bahan yang akan dipamerkan terdiri dari program global Plan International yaitu BIAG dan beberapa KIE dari 10 negara peserta. Plan Indonesia sendiri memamerkan KIE antara lain film dokumenter FNS, SIP – Isuzu, DRR, dua edisi terakhir majalah Media Kita dan beberapa sticker.

Hari Senin 7 November 2010 APHA meeting resmi dimulai dengan 2 kergiatan besar yaitu pameran tentang kesehatan masyarakat dan presentasi hasil – hasil kegiatan yang berkenan dengan  kesehatan masyarakat. Pameran diikuti oleh ratusan stand dari berbagai kalangan seperti perguruan tinggi, lembaga – lembaga kesehatan pemerintah USA termasuk NASA dan US ARMY, perusahaan dan konsultan kesehatan, lembaga – lembaga donor dan tentu saja Plan International USA.

Saya sendiri mendapat giliran menjadi pemandu pameran di stand Plan USA pada Selasa siang dan Rabu sore. Sedangkan sesi presentasi mulai dilakukan pada Senin sampai Rabu dengan jadwal sebagai berikut :

Senin, 8 Nopember yaitu Dax Martines dari Plan Honduras (poster) pada 10.30 – 11.30 am dengan judul Using clean, low-consumption stoves to improve the health of children and families, Margarita Alvarado dari Plan El Salvador (poster) pada 2.30 – 3.30 pm dengan judul Improving reproductive health and HIV prevention through adolescent youth groups, Selina Amin dari Plan Bangladesh (poster) pada 2.30 – 3.30 pm dengan judul Succesful education of rural parents on how to communicate with adolescent on sexual and reproductive health, Ryan Lander dari Plan USA (untuk Charles Luwanga from Plan Uganda) pada 2.30 – 3.30 pm dengan judul A holistic approach to the prevention of mother – to – child transmission HIV, Njoroge Kamau dari Plan Kenya (oral) pada 2.30 – 4.00 pm dengan judul Innovative community organizations improve the survival of rural children, Pabanam N’Zonou dari Plan Togo (oral) pada 2.30 – 4.00 pm dengan judul Reinforcing community capacity to protect the lives of children and their mother in east – Mono, Irfan Ahmed dari Plan Pakistan (poster) pada 4.30 – 5.30 pm dengan judul Succesfull screening and management of visual refractive errors in rural school, Ho ha dari Plan Vietnam (oral) pada 4.30 – 6.00 pm dengan judul Improving water and sanitation in rural communities through capacity building and community choices.

Selasa, 9 Nopember yaitu Syvibola Oun dari Plan Cambodia (oral) pada 12.30 – 2.00 pm dengan judul Succesful and cost-effective rural school water and sanitation program. Rabu, 10 Nopember yaitu Syamsu Salewangan dari Plan Indonesia (oral) pada 8.30 – 10.00 am dengan judul Hygiene promotion through local games : A friendly and fun tool for children, Ephraim Toh dari Plan Cameron (oral) pada 8.30 – 10.00 am dengan judul Succesful youth participation in community – based malaria control, Jillian Scott dari Plan USA (oral untuk Moussa Sarr dari Plan Senegal) pada 10.30 – 12.00 pm dengan judul Successful task shifting for the implementation of community IMCI – the community health educator, Selina Amin dari Plan Bangladesh (poster) pada 8.30 – 9.30 am dengan judul Community-managed clinics : empowering thye community to improve their access to primary care services. Jum’at, 11 Nopember pada pukul 9.00 am rombongan dari Plan International kembali ke Washington dan selanjutnya melanjutkan perjalanan pulang ke negara masing – masing.

Rehat di Washington DC dan Denver
Diselah – selah acara resmi yang diorganisir oleh Kantor Plan USA di Washington DC, saya juga menyempatkan diri untuk berjalan – jalan menyusuri down town atau pusat kota Washington DC, walaupun cuaca tidak bersahabat bagi pengunjung dari Negara tropis seperti Indonesia. Saat itu suhu di Washington DC berkisar antara 1 – 8 C, sungguh dingin bagi saya. Karena itu, kemana – mana saya lebih memilih berjalan kaki, supaya kalori dalam tubuh saya terbakar dan menjadikan saya bisa survive melawan dinginnya udara Washington DC.

Tempat pavorit yang dikunungi di Washington DC adalah Gedung Putih, tempat dimana Presiden Amerika Serikat, Barack Obama mengendalikan pemerintahannya. Tempat – tempat lain yang saya kunjungi adalah Monumen Goerge Washington, Lincoln Memorial, Museum Perang Dunia II dan tentu saja ke sebuah pusat perbelanjaan (fashion) yang saya lupa namanya. Tempatnya terbilang sederhana, namun penataannya bak kota koboi, jadi semakin menambah keindahan untuk dikunjuni oleh para turis.

Yang menarik di Washington DC adalah pusat pemerintahan USA seperti Gedung Putih dan Capitol (Gedung Parlemen) juga merupakan tujuan wisata utama, padahal kita ketahui soal keamanan, pemerintah USA sangat ketat, namun justreu di kedua pusat pemerintahan tersebut para pengunjung diperbolehkan merapat sampai di pagar gedung tersebut dan bebas berfoto – foto. Bandingkan dengan Istana Negara di Jakarta, yang terkesan angker bagi rakyatnya.   

Nah, masa rehat di Denver lain lagi, bersama dengan teman dari Pakistan (Irfan Ahmed), Bangladesh (Selina Amin) dan Kenya (Joroge) patungan rental mobil untuk berkunjung ke lokasi wisata yang sangat terkenal di Colorado yaitu The Red Rock dan Taman Dinosaurus. Dari pusat kota Denver, dapat ditempuh sekitar 2 jam dengan mobil. Di kawasan Red Rock ditemukan pemandangan yang sungguh menakjubkan, dimana kawasan ini yang luasnya ribuan hektar terdiri dari perbukitan batu yang didonimasi oleh warna merah, coklat dan membentuk gugusan yang begitu indahnya. Red Rock ini adalah salah satu keajaiban alam di dunia. Lokasi kedua yang kami kunjungi adalah Taman Dinosaurus. Menurut penjelasan yang tertera, di lokasi inilah ditenukan fosil dinosaurus sehingga dibangunlah sebagai tempat belajar dan meneliti tentang dinosaurus tersebut. Begitulah sekelumit perjalanan ke tempat – tempat yang menarik dikunjungi di Washington DC dan di Denver, walaupun saya lakukan dengan diselimuti oleh suhu yang sangat dingin. Bahkan di Denver, sempat turun hujan salju, dan saat itu pulalah pertama kalinya saya melihat dan merasakan yang namanya hujan salju…….fantastik…..   

Lesson learned
  1. Meningkat pengetahuan tentang bagaimana membuat presentasi yang singkat, padat, jelas dan penuh pesan.
  2. Persiapan dan perencanaan yang matang berdampak kepada kesiapan para presenter membawakan makalahnya masing – masing.
  3. Mengetahu trend dari program intervention dalam dalam bidang kesehatan dan Water And Sanitation Hygiene (WASH) yang dilakukan di berbagai negara dalam rangka pemenuhan hak – hak anak dan kaum perempuan.
  4. Membawa Plan International secara global berkontribusi terhadap pembangunan kesehatan dan WASH sebagai bagian dari upaya pencapaian MDGs.
  5. Memperluas wacana dan pemahaman bagi peserta APHA tentang pendekatan program yang praktis, simpel dan murah yang berdampak signifikan terhadap kehidupan anak – anak dan perempuan di negara – negara berkembang. 
  6. Mendorong Plan Indonesia untuk dapat ikut serta dalam APHA meeting setiap tahunnya.




Ditulis di Kupang – NTT, 1 Desember 2010


Daeng Gajang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar